A letter from June 8th, 2020

Dear FutureMe, Terimakasih untuk segala perjuangan yang sudah kamu lakukan hingga saat ini. 5 years ago kamu sedang harap harap cemas. Masih ingat perasaan itu? kamu akan keluar dari zona nyaman. Kejujuran di paling dalam hatimu, aku tau kamu ingin sekali sekolah di tempat yang bagus itu. Tentunya dengan biaya yang tidak murah walau dengan otak cerdasmu kamu bisa mendapat harga paling minimal. Tapi tidakkah lebih bahagia jika kamu menurunkan egomu dan sedikit membantu orangtua. Aku harap hingga detik ini kamu tidak menyesal, karena di masa lalu tepatnya kamu di 5 tahun yang lalu ingin sekali melakukan ini tanpa rasa menyesal. Bagaimana sekarang? apa kamu sudah baik baik saja? ku harap begitu. Kamu harus ingat bahagiain diri sendiri, jangan bahagiain orang lain terus. Inget bahwa kamu sudah berjuang dan tertatih tatih untuk mendapatkan semua ini. Jatuh bangun kamu lewati sendiri. Di masa terpurukmu kamu hanya bisa andalkan dirimu. Sudah banyak tetesan mata yang kamu hamburkan. Ini jalan hidupmu. Ini pilihanmu. Sekarang kamu harus ikhlaskan segala beban dihatimu. Aku yakin kamu belum membuka dan mematikan hatimu hingga saat ini. Ambisi mu yang mematikan segala perasaan itu. Gapapa ya, kita obati sedikit demi sedikit luka itu. Aku di masa lalu hanya seorang pecundang gagal yang suka menyakiti diri. Aku harap, aku di masa sekarang sudah lebih mencintai dirinya sendiri. Semoga kamu yang sekarang adalah aku yang baru, yang mencintai dan percaya Tuhan Yesus. Aku yang dewasa dan bijaksana. Dan aku yang membanggakan. Aku cuma mau bilang thanks a lot, kamu sudah bertahan sekuat ini. Karena di masa lalu kamu sering merasa tak berguna hingga ingin mengakhiri hidup. Tapi lihatlah, kamu bertahan! Aku ingin kamu terus bertahan ya, you're as valuable as jewelry hahaha. Ayo wanita kuat, tunjukan senyum indahmu. Selamat Tuan Putri, congrats for your survive! lakukan lagi hingga akhirnya umur sudah tak berpihak lagi padamu :) Tuhan Yesus mengasihimu, dirimu di 5 tahun yang lalu.