A letter from November 21st, 2020

Time Travelled — about 5 years

Peaceful right?

Dear FutureMe, Dear FutureMe, Untuk ku, terimakasih diri sudah kuat menjalani semua hidup, manahan beban yg kian hari makin berat, menahan rasa sakit yang setiap hari menyiksa diri. Terimakasih untuk raga yg slalu setia melekat pada tubuh ini. Terimakasih untuk tuhan yg maha esa yg slalu melindungi saya. Saya yakin kuat, saya yakin saya hebat, saya bisa menjalani skenario hidup yang sudah tuhan kasih untuk ku. Tuhan,,, saya menginginkan hidup yg dulu, dimana saya bahagia bersama orang yg saya cintai . Seseorang yg pertama kali saya panggil bapak ketika saya belajar berbicara dan lelaki pertama yg saya lihat ketika saya terlahir kedunia, seseorang yg saya panggil ibu ketika saya belajar berbicara dan seseorang wanita yg berjuang mempertaruhkan nyawa demi seorang bayi yg akan melihat kehidupan di dunia. Tuhan,, jika saya di lahirkan kembali saya ingin kau memberikan skenario hidup yg lebih baik dari ini. Bukannya saya membenci dengan apa yg telah kau tulis dalam skenario hidup yg kau buat untukku, hanya saja saya lelah dengan semua apa yg saya lakukan di hidup ini, semua yg saya lakukan selalu salah, orang lain selalu menganggap saya salah, setiap yg saya lakukan tidak pernah di anggap benar. Saya tau saya lemah, saya bodoh, saya pengecut. Tetapi saya hanya ingin membuktikan pada semua orang bahwa saya bisa mencapai semua apa yg saya inginkan. Saya selalu menahan rasa sakit hati hari demi hari, dari minggu ke minggu,dari bulan ke bulan, bahkan dari tahun ke tahun . Saya lelah tuhan, saya selalu berfikir kapan saya hidup tenang dan bahagia. Seakan-akan di dunia ini saya hidup sendiri. Saya merindukan sosok seorang laki² yg slalu berjuang demi keluarga, ya itu adalah bapak. 27 desember 2018 beliau pergi untuk selamanya. Sejak saat itu hidupku suram tanpa ada rasa semangat untuk menggapai masa depan, orang yg dekat dengan saya sedari saya kecil, orang yg saya sayangi sampai kapanpun, secepat itu dia hilang dan tidak akan pernah kembali. Diisi saya memang masih memikiki seorang ibu, tetapi saya ingin ibu mengubah sedikit ego nya. Saya ingin ibu berfikir tentang apa yg saya alami skrng. Saya mencintainya sangat mencintainya. Saya ingin ibu juga mencintaiku sama dengan saya mencintainya, ibuku selalu mencintai dan menyayangi anak pertamanya, entah apa yg spesial yg ada pada anak pertamanya sehingga ibu selalu memihak padanya. Saya hanya ingin ibu mengerti tentang posisi saya dan mengerti tentang perasaan dan hidup saya. Saya mencintai ibu . Tuhan,, jika saya di berikan satu permintaan yg dapat mengabulkan apa yg saya inginkan, "saya ingin umur sata dan ibu saya di panjangkan, di sehatkan, karna Saya ingin sukses di masa depan, saya ingin menunjukan pada ibu dan keluarga saya, saya bisa menjalani kehidupan saya tanpa di campuri oleh tangan orang lain, tanpa di semangati oleh orang lain meski semua ini sulit bagi saya untuk menjalaninya, dan saya harap orang yg saya cintai juga merasa bangga kepada saya walaupun beliau tidak ada di samping saya, ya itu bapak saya, saya selalu merindukannya". Hanya itu yg saya inginkan dan saya harapkan. Semoga apa yg saya inginkan semuanya bisa terwujud suatu saat nanti. Saya menulis surat ini untuk diri saya, saya ingin ketika surat ini datang kepada diri saya kembali, saya berharap kehidupan saya berubah ketika saya membacanya. Terimakasih dengan adanya ini saya bisa menulis pesan ini dan membacanya kembali nanti. Terimakasih diri, terimakasih dunia, terimakasih hati walaupun sering merasa tersakiti, terimakasih raga. Terimakasih untuk semua hidup yg saya jalani selama ini. Terimakasih 😇😇

Load more comments

Sign in to FutureMe

or use your email address

Don't know your password? Sign in with an email link instead.

By signing in to FutureMe you agree to the Terms of use.

Create an account

or use your email address

You will receive a confirmation email

By signing in to FutureMe you agree to the Terms of use.

Share this FutureMe letter

Copy the link to your clipboard:

Or share directly via social media:

Why is this inappropriate?