Press ← and → on your keyboard to move between
letters
Dear aku di masa depan.
Bagaimana kabarmu hari ini? Apakah kamu sedang bahagia? Atau kamu sedang bersedih? Tapi ketahuilah, aku mencoba untuk membuatmu bahagia di masa depan. Sekarang ini, saat ini, aku mencoba menghapus air mata- air mata yang tidak perlu lagi terjatuh untuk rasa sakit dan sedih yang selalu kita rasakan. Aku sekarang sedang berusaha untukmu nanti di masa depan, agar kau tak lagi menangis untuk rasa sedih, agar kau hanya selalu tertawa bahagia selalu.
Lalu, apa saat ini kau sudah bersama kekasihku? Kekasihku, yang kamu cintai bertahun-tahun lamanya itu, apakah kau sudah bersamanya sekarang? Apakah dia benar-benar memperjuangkanmu untuk hidup dengannya? Atau, apa masalah yang kalian hadapi semuanya sudah baik-baik saja? Apakah Ayah sudah merestuimu? Mamak bagaimana? Apakah dia tetap mendukungmu sebagaimana dia selalu melakukan itu pada setiap keputusan yang kau ambil?
Kekasihku itu, aku mencintainya, sungguh. Hanya dia yang mampu memahamiku bahkan hingga di titik terendah dalam hidupku. Hanya dia tempat aku berkeluh kesah tanpa harus merasa malu dan cacat. Aku rindu padanya, katakan itu padanya. Aku selalu merindukan dia. Di manapun dia berada.
Kemudian Ayahku? Apakah dia sudah menepati janjinya untuk sholat saat aku menutup aurat ku? Apakah Ayah sudah pergi dari masjid ke masjid untuk sholat Fardu dan sholat Jumat nya? Apakah Ayah sudah benar-benar kembali ke Jalan Allah? Aku sungguh berharap akan hal ini benar-benar terjadi. Aamiin. Hey, tutup aurat mu!!
Mamak... Sudahkah dia pulang dari Malaysia? Bagaimana kabarnya? Apakah Mamak sehat? Apakah kau sudah meminta maaf padanya? Atau, apakah kau sudah sering memeluknya? Sekarang ini, aku rindu sekali padanya. Aku rindu pelukannya. Aku rindu sekali ingin bicara tentang betapa takutnya aku menjalani ini sendirian. Aku ingin sekali bilang padanya bahwa aku lelah, tapi aku tidak putus asa. Aku hanya ingin berhenti sejenak di pelukannya, lalu berjuang lagi untukmu di masa depan. Atau, sudahkan kau bilang pada Mamak bahwa kita mencintainya?
Untuk adik-adikku, apakah mereka baik-baik saja? Apakah mereka tetap menjadi anak-anak yang kuat? Apakah sayap mereka yang aku jaga baik-baik sudah bisa menerbangkan mereka menuju bahagia. Aku dan adik-adikku memiliki luka yang sama. Rasa sakit yang sama, tapi aku tidak ingin mereka seperti aku. Aku ingin sayap mereka kuat untuk membawa mereka terbang jauh dari kesedihan itu. Aku ingin mereka terbang menuju bahagia. Sudahkan mereka terbang ketempat itu?
Rayyan? Bagaimana kabarnya? Dia pasti sudah tampan sekarang. Uuh, anakku sayang. Dia itu seperti anak yang lahir dari hatiku. Apa dia masih terlihat sama seperti ku? Apakah dia masih mirip denganku? Aku harap iya, hahahaha.
Kemudian, Seraphina Zahira Nurdjannah Al- Amin, apakah dia sudah lahir? Apakah dia benar-benar ada? Hira-ku itu, apakah menjadi gadis cantik seperti harapanku? Apakah dia sudah bisa menghapal surah- surah pendek di usianya yang masih balita? Apakah dia kau ajarkan menutup aurat? Atau apakah dia selalu kau ajarkan sholat? Apakah kau kenalkan dia pada Allah? Pada Rasulullah? Apakah sudah kau tanamkan rasa keislaman di hatinya?
Dan yang terakhir, sudahkah kau benar-benar bertaubat, Sartika? Sudahkah kau menutup aurat mu, sudahkah kau benar-benar menjadi wanita Sholehah dengan meneladani sifat-sifat Sayyidah Aisyah? Sudahkah kau perbaiki sholat dan mengajimu?
Aku harap, kau sudah bahagia dan menjadi wanita terbaik dari aku yang di masa lalu ini.
PS: kurangi berat badanmu. Aku benci kau menjadi gendut, dan jelek sekali.
Sign in to FutureMe
or use your email address
Create an account
or use your email address
FutureMe uses cookies, read how
Share this FutureMe letter
Copy the link to your clipboard:
Or share directly via social media:
Why is this inappropriate?